Kepala BKN Prof. Zudan menegaskan bahwa langkah ini penting untuk mewujudkan prinsip the right man on the right place, on the right time. Dengan pemetaan berbasis potensi, kompetensi, dan preferensi, ASN dapat ditempatkan lebih tepat sehingga kinerja birokrasi menjadi profesional, adaptif, dan produktif.

Founder ESQ sekaligus Ketua Yayasan UAG, Ari Ginanjar Agustian, menyebut kerja sama ini sebagai momentum strategis untuk menghadirkan ASN unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Dengan Talent DNA, tidak ada lagi ASN yang salah jurusan atau salah penempatan. Setiap pegawai bisa mengabdi sesuai potensi terbaiknya,” ujarnya.

ESQ dan UAG menyiapkan dukungan teknologi, metodologi, dan tenaga ahli secara penuh tanpa membebani negara. Kolaborasi ini diyakini menjadi pijakan penting menuju birokrasi modern yang adil, bahagia, dan berdampak nyata bagi masyarakat.